Bambang Tri Penulis 'Jokowi Undercover' Ditahan di Rutan Polda Metro

Jakarta - Setelah dilakukan penangkapan, Bambang Tri penulis buku 'Jokowi Undercover' ditahan Bareskrim Mabes Polri. Penahanan Bambang dititipkan di Rutan Polda Metro Jaya.

"Terhadap Bambang Tri telah dilakukan penahanan setelah dilakukan pemeriksaan pasca penangkapan. Penahanan dititipkan di Rutan Polda Metro Jaya," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto kepada detikcom, Sabtu (31/12/2016).

Rikwanto mengatakan, Bambang sama sekali tidak memiliki dokumen pendukung terkait tuduhan pemalsuan data Joko Widodo saat pengajuan sebagai capres di KPU Pusat.

"Tuduhan dan sangkaan yang dimuat pada buku 'Jokowi Undercover' dan media sosial semua didasarkan atas sangkaan pribadi tersangka," imbuh Rikwanto.

Bambang ditangkap tim Bareskrim Mabes Polri di Blora, Jawa Tengah, Jumat (30/12) sore. Ia kemudian diperiksa intensif di Bareskrim Polri.

Sebelumnya, Bambang dilaporkan oleh Michael Bimo melalui kuasa hukumnya, Lina Novita pada Sabtu (24/12) lalu. Bambang dilaporkan karena menyebut nama Michael dalam buku tersebut.

"Dalam bukunya itu ada dua hal yang prinsip bahwa Pak Bimo disebut satu keturunan dengan Pak Jokowi (Presiden RI). Disebutkan bahwa silsilah keluarga klien saya berasal dari PKI. Padahal bapaknya klien saya seorang pegawai negeri dan kakeknya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," ungkap Lina Novita saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (25/12).

Bambang juga mencocok-cocokkan wajah kliennya dengan seseorang yang disebut sebagai ayah Michael Bimo. Lina menyebut hal itu sebagai fitnah.

"Saya tegaskan bahwa isi buku Jokowi Undercover adalah tidak benar dan fitnah yang mana sangat merugikan bangsa Indonesia pada umumnya, mengingat tuduhan-tuduhan di buku tersebut terkait dengan komunisme dan tuduhan lain yang bersifat pribadi sangat menimbulkan permusuhan di antara sesama anak bangsa," tutur Lina.


(sumber: https://news.detik.com/berita/d-3384954/bambang-tri-penulis-jokowi-undercover-ditahan-di-rutan-polda-metro)

Bambang Tri Santai Dipolisikan Michael Bimo Putranto. Ini Komentarnya

Nusantarakini.com, Jakarta  - Bambang Tri penulis buku “Jokowi Undercover” dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (24/12) malam. Lina Novita, pengacara Bimo Putranto, melaporkan yang bersangkutan atas dugaan pencemaran nama baik. Pencemaran nama baik yang mana, tampaknya harus dibuktikan di pengadilan.
Rupanya Bimo Putranto menolak dirinya punya hubungan nasab dengan Jokowi, presiden sekarang ini.
Seperti diakui Lina, hanyalah Tim Sukses Jokowi pada saat maju sebagai calon Wali Kota Solo.
Menanggapi pelaporan pihak Bimo Putranto tersebut, Bambang Tri melalui status facebooknya berkomentar santai. “Ya silakan test DNA saja Bimo dan Jokowi…baru saya bisa terbukti bersalah….kalau cuma bantahan itu tidak punya nilai hukum !
Episode Bambang Tri menggugat Jokowi tampaknya akan memasuki babak baru. 
(sumber: http://nusantarakini.com/2016/12/25/bambang-tri-santai-dipolisikan-michael-bimo-putranto-ini-komentarnya/)

Jenderal Purn. Polri : Polri Belum Boleh Panggil Penulis Buku "Jokowi Undercover"

Timlink.news, Jakarta. Penulis buku "Jokowi Undercover", Bambang Tri Mulyono, Mantan Wartawan media terbesar di dunia milik Jepang, Asai Simbun, telah diperiksa Polda Jateng beberapa hari yang lalu. Terkait hal ini, redaksi timlink menghubungi Dewan Pakar ICMI Pusat, Anton Tabah Digdoyo, Minggu (25/12) untuk meminta tanggapannya.
 
AT Digdoyo merasa aneh jika seorang penulis buku diperiksa. Menurutnya Polisi tidak boleh memeriksa Penulis buku tentang seseorang jika seseorang yang ditulisnya diam saja, tidak merasa dirugikan atau difitnah. Dan jika merasa difitnah, maka yang bersangkutan harus melaporkan atau mengadukan ke Polri setempat karena deliknya adalah delik aduan bukan delik biasa. "Siapapun tanpa kecuali harus lapor polisi kalau delik aduan, seperti pak SBY ketika masih Presiden lapor ke Polda Metro Jaya Jakarta ketika difitnah korupsi, juga pak Harto awal-awal lengser awal tahun 1999 lapor ke mabes Polri karena difitnah punya uang trilyunan oleh majalah TMES AS. Saya ingat betul karena saya yang ngawal pak Harto", ujar Anton yang pernah menjadi ajudan Presiden ketiga RI.
 
Menurutnya dalam masalah buku ini di mana dalam buku tersebut Jokowi ditelanjangi bahwa Jokowi Cina dan keturunan PKI, Penulis tidak dapat diperiksa jika Jokowi tidak merasa difitnah dan tidak melapor. "Kebetulan kemarin saya diundang oleh Kabaibtelkam Polri Komjen Pol Lutfi Luhbianto dan Kadivkum Polri Irjen Pol Raja Erisman ke Mabes Polri untuk diskusi banyak hal termasuk masalah buku Jokowi Undercover ini bagaimana teknisnya. Kalau belum ada laporan dari pihak yang ditulis, Polri tak boleh memanggil penulisnya jika perlu mendalami sifatnya, Polri mengundang atau mendatangi penulisnya dan jika mengundang Polri punya tanggung jawab moral untuk mengganti bea trasportasinya", tutur Anton.
 
Ia menambahkan buku tersebut sangat serius dan mempunyai derajat keresahan rakyat sangat tinggi karena mempunyai presiden tertuduh seperti keturunan PKI dan lain lain. Menurutnya hal ini sungguh sangat sensitif bagi bangsa Indonesia, sehingga Ia menyarankan Jokowi harus jawab tantangan penulisnya untuk pembuktian secara ilmiah dan hukum scientific investigation dengan test DNA dll. "Test DNA nya pun harus terbuka oleh tim dokter independen melibatkan berbagai universitas. Seperti ketika memeriksa kesehatan pak Harto untuk menentukan sakit saraf otaknya yang permanen pasca stroke 3 kali, melibatkan lebih dari 10 universiats terkemuka di Republik ini yaitu UI, UGM, UNPAD, UNAER, UNDIP, UNANS, UNSRI, USYIAH UDAYANA, UNSAM dll. Kalau pak Jokowi diam rakyat akan yakin yang ditulis dalam buku tersebut benar, bahwa pak Jokowi itu Cina dan keturunan PKI," pungkas AT Digdoyo yang merupakan Jenderal Purnawiran Polri.
(sumber: http://timlink.news/utama/detail/jenderal-purn-polri--polri-belum-boleh-panggil-penulis-buku-jokowi-undercover/188)

Buku Undercover Jokowi Mengaitkan Presiden dan PKI?

JawaPos.com - Bambang Tri si penulis buku Jokowi Undercover telah dilaporkan ke Bareskrim Polri. Dia dianggap melakukan pelecehan terhadap Michael Bimo yang disebutnya sebagai keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI). Bahkan dia juga mengait-ngaitkannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kuasa hukum Michael Bimo, Lina Novita mengatakan, buku Jokowi Undercover itu tebalnya sekitar 400 lembar. Isinya kebanyakan mengupas kehidupan Jokowi. Nah, di salah satu bagian buku itu, ibu Jokowi dikaitkan dengan komunis. Dan dikaitkan juga seibu dengan Michael. Sehingga ibu Jokowi dan ibu Michael adalah sama-sama komunis.
"Dikaitkan dengan komunis, PKI, faktanya, orangtua Michael ini seorang pegawai negeri sipil kemudian, kakeknya dimakamkan di makam pahlawan," ucap Lina, Senin (26/12).
Lalu kata dia, di bagian buku juga memuat gambar di mana ibu Michael dikaitkan dengan Jokowi dan Michael. "Gambar buku itu ada tulisan, ‘berdasarkan genetik hidung, ini mirip dengan PKI’, dan seolah data itu benar," beber dia.
Sebelumnya, Lina Novita menerangkan adapun pasal yang disangkakan adalah Pasal 310 dan Pasal 311 tentang pencemaran nama baik. Laporan dilakukan pada 24 Desember 2016, dengan nomor laporan teregister: LP/1272/XII/2016, Bareskrim, 24 Desember 2016. 
Sementara itu, Bambang Tri sendiri sampai hari ini belum bisa dikonfirmasi. Dia hanya menjawab melalui akun facebooknya.
"Saya sehat walafiat berkat doa anda semua. Saya akan hadapi dan hormati Michael Bimo di pengadilan," ucap dia, Senin (26/12). 
(sumber: http://www.jawapos.com/read/2016/12/26/73272/buku-undercover-jokowi-mengaitkan-presiden-dan-pki)

Diduga Cemarkan Nama Baik, Bambang Tri Penulis “Jokowi Undercover” Dilaporkan ke Bareskrim



TERASBINTANG.com – Penulis buku “Jokowi Undercover”, Bambang Tri Mulyono, akhirnya dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (24/12) malam. Pria kelahiran Blora Jawa Tengah itu diduga melakukan pencemaran nama baik melalui buku tersebut terhadap Michael Bimo Putranto.
Michael, ditemani kuasa hukumnya Lina Novita, tiba sekitar pukul 20.30 WIB malam ini di Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat, dengan membawa sejumlah alat bukti.
“Saya kuasa hukum bapak Machael. Pelaporan ini terkait dengan kasus pencemaran nama baik oleh Bambang Tri melalui bukunya berjudul Jokowi Undercover,” kata Kuasa Hukum Michael Bimo, Lina Novita, setibanya di Ruang Siaga Bareskrim Mabes Polri, Sabtu (24/12).
Dalam buku tersebut, tepat di halaman 153, Bambang Tri menyebut bahwa ibu kandung Presiden Jokowi adalah ibu kandung Michael Bimo juga. Padahal, Michael mengaku tidak ada hubungan kekeluargaan dengan Presiden Jokowi. Michael, seperti diakui Lina, hanyalah Tim Sukses Jokowi pada saat maju sebagai calon Wali Kota Solo.
“Ini fitnah dan pencemaran nama baik. Kami merasa sangat keberatan dengan pelecehan yg dilakukan oleh bapak Bambang Tri,” kata Lina.
Terkait laporan tersebut, Lina membawa dua alat bukti, yakni buku berjudul “Jokowi Undecover” dan sebuah foto screenshot status Facebook Bambang Tri. (sumber: http://www.terasbintang.com/diduga-cemarkan-nama-baik-bambang-tri-penulis-jokowi-undercover-dilaporkan-bareskrim )

Ini alasan Bambang Tri bikin buku 'Jokowi Undercover'

Merdeka.com - Bambang Tri Mulyono, pengarang buku berjudul 'Jokowi Undercover' melacak jejak sang pemalsu jatidiri, Prolog Revolusi Kembali ke UUD 45 Naskah Asli menyatakan meski dituding memfitnah Jokowi dalam bukunya sebagai keturunan anak PKI bersikukuh jika bukunya dibuat berdasarkan riset.


"Saya menulis buku berdasarkan riset data," kata Bambang Tri saat dikonfirmasi merdeka.com Jumat (23/12) malam.

Pria asal Blora ini menceritakan jika proses pembuatan bukunya itu diawali pada tanggal 3 Desember 2014 menemukan foto, Widjiatno seorang pria yang wajahnya mirip dengan Jokowi di di situs www.antifaker-Indonesia.com. Foto bertahun 1955 yang dijadikanya sebagai foto cover buku Jokowi Undercover itu menggambarkan pria mirip Presiden Jokowi itu mengawal tokoh PKI Aidit. Widjiatno itulah yang dianggapnya sebagai ayah kandung Jokowi.

"Awal mulanya saya menemukan foto tersebar mirip Jokowi mengawal Aidit. Ada di situs antifaker-Indonesia.com," ungkap mantan wartawan surat kabar terbitan Kota Semarang Wawasan ini.

Bambang Tri mengaku akibat tulisan itu dirinya sempat dicurigai bahwa dirinya orangnya Prabowo yang kebetulan saat menemukan foto pria mirip Jokowi mengawal Aidit itu menjelang Pilpres 2014.

"Dikomentari juga soal saya kubu Prabowo. Dikatakan juga dalam komentar kalau foto itu foto editan yang sengaja disebar ingin menjatuhkan Jokowi saat kampanye Pilpres. Kalau mau pembuktian ada di internet," ucap mantan wartawan surat kabar Jepang Jakarta Simboen yang bertugas di Jakarta Tahun 2001 ini.

Kemudian, Bambang Tri juga mengaku menemukan kejanggalan pada foto pertunangan Jokowi. Dirinya tidak ingin masuk dan terjebak pada isu itu (Pilpres). Lalu memulai memperdalam riset dan menemukan foto pertunangan Jokowi dengan istrinya Iriyana yang menurutnya palsu. Di foto itu, seolah-olah dibuat Jokowi adalah anak kandung Sujiatmi.

Padahal Jokowi menurut buku Bambang Tri adalah anak kandung seorang wanita Cina Yap Mei Hwa dari pernikahanya bersama Widjiatno, pengawal tokoh PKI Aidit. Di foto itu juga ada sosok Sudjadi, mantan politisi Golkar yang kini menjadi Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan yang dalam foto tubuhnya diganti dengan tubuh Widjiatno. Di dalam foto, ibu kandung Jokowi Yap Mei Hwa wajahnya diganti dengan foto wajah Sujiatmi.

"Saya temukan pemalsuan di foto pertuangan Jokowi. Semua saya tulis di buku (Jokowi Undercover). Ada beberapa saksi yang saya temui berkaitan dengan keberadaan keluarga Bu Sujiatmi. Faktanya sebelum menikah dengan bapak Jokowi (Sujiatmo) sudah menikah," beber pria alumni SMA Negeri 1 Blora ini.

Bambang Tri juga menemukan dokumen saat Jokowi mendaftarkan diri ke KPU sebelum dirinya menjadi Calon Presiden (Capres) dan memenangkan pertarungan Pilpres 2014 yang didampingi oleh wakilnya Jusuf Kalla. Saat itu Jokowi bertarung dengan Capres Prabowo Subianto.

"Temukan dokumen Jokowi di KPU yang disitu terjadi salah tulis tiga nama adik Jokowi," terang pria yang pernah kuliah di Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah ini.

Selain itu, kejanggalan yang terjadi saat dirinya usai menulis buku Jokowi Undercover ini dirinya ditelepon beberapa orang-orang yang menyatakan kepadanya jika buku yang dia tulis mengandung unsure kebenaran.

Bambang Tri juga mengungkapkan, jika dalam buku Jokowi Undercover ini, dirinya secara lugas dan tegas menjelaskan jika Almarhum Presiden Soeharto bukanlah sebagai antek-antek atau dalang terjadinya PKI.

"Saya bela Pak Harto (Soeharto) yang dituding PKI dalam buku saya. Pembuktian yang saya gunakan dengan dokumen Suparjo, teori Resmikoff dan buku dari John Rossa," ungkapnya.

Dia merasa jika fakta yang ditemukanya selama menyusun buku Jokowi Undercover ini harus disampaikan kepada masyarakat. "Saya yang harus jelaskan langsung kepada masyarakat. Apalagi, setelah diperiksa (Polda Jateng) tidak ada pengangkatan status saya sebagai tersangka. Makanya saya menghadiri diskusi di Magelang," bebernya.

Bambang Tri bahkan mengaku jika usai menulis buku sudah mengirimkan ke beberapa pejabat untuk disampaikan langsung kepada Jokowi. Namun, sampai saat ini tidak ada tanggapan dan klarifikasi dari Jokowi.

"Saya ajak berkali-kali. Yang pertama, melalui surat terbuka saya di facebook. Kedua, lewat Pramono Anung (Sekretaris Kabinet). Ketiga, lewat Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo). Termasuk saya berikan kepada polisi yang pernah memeriksa saya. Saya tiga minggu yang lalu diperiksa Kepala Cybercrime Polda Jateng Pak Teddy," jelasnya.

Maka dari itu, Bambang Tri meminta kepada Jokowi untuk mengklarifikasi terkait beberapa temuan yang ditulisnya dalam buku Jokowi Undercover ini yang dianggapnya sebagai bukti yang syah. "Buku saya syah dibuat. Saya minta supaya Pak Jokowi lakukan klarifikasi. Buku saya tidak ada yang bertentangan," terangnya.

Logikanya, menurut Bambang Tri, jika ada yang salah tulisan dalam bukunya mengapa Jokowi tidak melaporkan dirinya ke polisi.

"Logikanya, Jokowi tidak lapor polisi atas tuduhan pencemaran nama baik atau penyebar fitnah. Saya anggap ini sebagai perlakuan bahwa saya belum sama di mata hukum. Secara hukum saya tidak bisa dikatakan fitnah sebelum (Jokowi) tes DNA. Salahnya Jokowi tidak menuntut saya," pungkasnya.
Isu Jokowi keluarga PKI ini pernah beredar beberapa waktu lalu. Badan Intelijen Negara (BIN) langsung melakukan penyelidikan dan hasilnya, mereka memastikan tidak ada catatan bahwa orang tua Presiden Jokowi adalah tokoh atau kader PKI, baik di Giriroto, Boyolali, maupun di daerah lain.

"Tuduhan bahwa Presiden Joko Widodo dan orang tua atau keluarga Presiden Joko Widodo terlibat PKI adalah fitnah," kata Kepala BIN saat itu Sutiyoso. (sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-alasan-bambang-tri-bikin-buku-jokowi-undercover.html)

Kesaksian Paspamres tentang Ibu Sudjiatmi

Bambang Tri: JOKOWI UNDERCOVER, KEGIATAN BELA NEGARA SAYA.

Video Bambang Tri : Tidak Rela Lembaga Negara Dilecehkan!!

Bambang Tri Tulis Puisi Ibunda Khusus untuk Jokowi

Jonru Berikan KLU soal Bambang Tri

Jonru Masih Anggap Bambang Tri Penipu

Bedah Buku Jokowi Undercover karya Bambang Tri

Pencetakan Buku Jokowi Undercover Bambang Tri Sedang Berlangsung di Indonesia Timur

Interview Bambang Tri with Reuters

Dukungan Tamim Pardede untuk Bambang Tri

Jonru Ginting Soal Bambang Tri

Bambang Tri Buktikan Jokowi Anak PKI untuk Membela Pak Harto

Hal 10 -20 , Jokowi Undercover oleh Bambang Tri

Hal 21 - 30, Jokowi Undercover oleh Bambang Tri

Usul Bambang Tri pada Panglima TNI

Doktor Soesilo Toer Bersedia Jadi Saksi Ahli Bambang Tri

Kalau Bambang Tri Disidangkan

Kalau Bambang Jadi Tersangka

Bambang Tri Bahagia Jadi Tersangka

Bambang Tri Mohon Doa

Hitung-Hitungan Presiden Menurut Bambang Tri

Jonru Membunuh Karakter Bambang Tri

Bambang: Jonru Mulutnya Busuk

Bambang Tri: Sudah Ketahuan Dah Kelas Jonru

Jonru Lupa, Bambang Tri Pernah Tulis Surat ke Presiden

Jonru Masih Anggap Bambang Tri Penipu

Klarifikasi Pertama Presiden

Utusan Presiden Menemui Bambang Tri

Jonru Merasa Aneh, Bambang Tri Tidak Ditangkap

Mengapa Bambang Tri Tidak Ditangkap??

Bambang Tri Hanya Urus Jokowi, Bukan Jonru

Bambang Tri Antek Jokowi?

Beda Bambang Tri dengan Jonru

Bambang Tri Males Bicara Soal Jonru

Dua Penulis Hebat "Bertarung"

Sumber foto: FB Jonriah Jonru Ukur

Jonru

Siapa yang tak kenal dia?

Saya mengenalnya saat media sosial belum seramai ini. Waktu itu Jonru mengelola grub yahoo penulis lepas. Dan, saya satu dari entah berapa ribu membernya.

Tidak hanya grup yahoo, situs belajar menulis online milik Jonru juga pernah saya liat.
Intinya, saya mengenal dia sebagai penulis. Blogger sukses. Hingga akhirnya sampai Jonru menjadi bintang media sosial. Muncul juga istilah menjonru. :)


Sumber foto : FB Bambang Tri


Bambang Tri

Facebooklah yang akhirnya mempertemukan kembali kakak tingkat saya di Unsoed ini. Saat disapa di fb, saya agak samar siapa Bambang Tri, Tapi akhirnya saya ingat, dia kakak tingkat saya di Faperta yang saat kuliah sudah menjadi wartawan Wawasan. Dan, dialah yang membuat ulasan pentas perdana teater yang saya ikuti di Faperta Unsoed. Waktu itu pentas teater berjudul Lik Par.


Saya jarang komentar di FB Bambang Tri,cuma agak rutin menyimak. Bagi saya, statusnya memang "nggilani."

Tiba tiba hari ini, Senin tanggal 9 Mei 2016, Jonru muncul di fb  Bambang Tri. Sayangnya, pertemuan dua penulis hebat yang saya kenal, meski tidak kenal dekat, dalam nuansa "peperangan". Jonru langsung mempertanyakan buku yang tengah diupayakan terbit oleh Bambang Tri. Soal buku, saya juga menyimak. Baik yang protes maupun upaya Bambang Tri yang tidak lari mengenai buku yang bakal fenomenal itu. Judulnya saja sudah menggetarkan, "Jokowi Undercover!"


"Pertempuran" seperti sudah dimulai dan menarik untuk diikuti. Mengapa harus terjadi yang demikian? Baiklah, blog ini dibuat untuk sekadar mencatat sejarah, dua penulis hebat "bertarung".
Agak prihatin sebenarnya.

Dari dua foto di atas, keduanya pernah bertemu dengan tokoh yang tak kalah terkenal. Saya yakin Jonru sudah mengarungi FB Bambang Tri dan menemukan foto itu. Kalau mendengar kasus penipuan, dan tahu pelaku yang juga pernah bertemu dengan tokoh yang sama yang pernah ditemui oleh Jonru, apa tidak ada terbesit bertemu dahulu sebelum masuk arena media sosial?

Negeri ini apakah sudah tidak ada PR besar bagi penulis hebat? Hingga persoalan yang bisa diselesaikan secara bijak lalu menjadi fokus yang membuang energi! Lagi pula soal penipuan cukup ranah aparat yang berwajib, Dan seorang Jonru layak konsen menggarap PR negeri ini! Dari sini saya agak ragu apakah itu fb asli Jonru atau sedang kena bajak?